Ahlan wa sahlan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh -- Ahlan wa Sahlan

Kamis, Desember 15, 2011

Website Resmi PPTQ Safinda


Kabar gembira, Alhamdulillah saat ini PPTQ safinda telah memiliki website resmi yang berupa portal berita. Website ini bisa diakses dengan alamat http://jendelasafinda.com/



Read More......

Rabu, Februari 17, 2010

Ikatlah Ilmu dengan Tulisan

Sobat, rangkaian kata yang luar biasa telah dipesankan orang yang dijuluki ”Babul ilmi” = pintunya ilmu oleh Rasulullah Muhammad Saw yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib layak kita perhatikan dan renungkan dalam-dalam. Sejarah peradaban Islam menunjukkan bahwa tradisi menulis itu telah dibangun oleh Islam sejak awal perkembangan Islam karena hanya dengan menulislah penyebaran sesuatu yang sangat penting dan dapat dipertanggungjawabkan itu dapat berlangsung lancar dan terus dapat dipantau secara cermat dan akurat. Prof Quraish Sihab menyatakan.” Tanpa argumentasi-argumentasi teologis, siapa pun harus mengalah dan mengakui bahwa Alqur’an telah membuktikan diri sebagai sesuatu yang mampu menciptakan peradaban dan tradisi menulis yang sangat tinggi. Dari Alqur’an berbagai produk dan karya telah memenuhi jutaan rak di berbagai perpustakaan. Semua ini muncul karena adanya kebenaran dan keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah serta menjadi kitab suci umat Islam.” bahkan perumpamaan-perumpamaan Alqur’an misalnya, hari pengadilan akherat dikatakan sebagai hari penghisaban, ketika kitab-kitab dibuka, dan ketika setiap orang akan ditunjukkan catatan-catatannya, atau akan diberikan catatannya untuk dibaca ; malaikat-malaikat menulis perbuatan manusia, dan segalanya akan dicatat dalam satu kitab. Hal ini menunjukkan juga bahwa spirit untuk menulis sangat tinggi.

Sobat, sejarah Islam telah menunjukkan juga bahwa semangat belajar ( membaca dan menulis ) kaum muslimin sangat tinggi tepat 100 tahun setelah datangnya Islam, industri buku maju pesat dan hampir semua kota besar di dunia Islam pada waktu itu memiliki perpustakaan yang disebut dar al-ilm atau bayt al-hikmah. Perpustakaan itu di dalamnya ada lembaga riset, perpustakaan, biro penerjemahan dengan dilengkapi ruangan-ruangan untuk para penyalin naskah, penjilid buku dan pustakawan. Perpustakaan yang paling terkenal yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid di Baghdad pada 830 M, menyediakan materi-materi penulisan bagi siapa pun dan mereka yang ingin menghabiskan waktu untuk menelaah juga diberikan penginapan, makan dan gaji.


Sobat, kebiasaan membaca dan menulis ini harus kita tumbuhkan kembali di kalangan kaum muslimin. Kegilaan terhadap buku dan pengetahuan menjadi barang laka sekarang ini. Padahal buku diperlukan dalam semua upaya menuntut ilmu. Oleh karena itu, para penuntut ilmu harus sedapat mungkin mencoba mendapatkannya. Ia harus berupaya untuk membeli, atau menyewa, atau meminjamnya. Memang ada sebagian orang yang tidak setuju dengan meminjam buku. Namun, meminjamkan buku tetap sangat dianjurkan sebab meminjamkan sesuatu kepada orang lain merupakan kebajikan. Apabila yang dipinjamkan itu adalah buku, orang yang meminjamkan itu berarti ikut memajukan ilmu.

Sobat, mulailah saat ini carilah sebanyak-banyaknya pengetahuan tentang membaca dan menulis dari mana pun sumbernya. Gunakan kegiatan membaca untuk melacak seluruh alam semesta yang sudah dicetak di buku-buku dan juga di internet. Setelah memiliki pengetahuan yang luas tentang membaca dan menulis, temukan manfaat dari kegiatan membaca dan menulis yang anda jalankan. Lewat manfaat yang anda petik, bersyukurlah dan cintailah kegiatan membaca dan menulis. Terakhir, temukan teladan-teladan membaca dan menulis yang menurut anda layak ditiru. Nah, setelah anda menyerap pengetahuan dan kecintaan membaca dan menulis para teladan tersebut, ikutlah secara hampir persis seluruh gerak-geriknya terkait dengan membaca-menulis. Itulah petikan nasihat Mas Hernowo. Pokoknya terapkan prinsip ATM= Amati Tiru Modifikasi.

Sobat, kalau hal itu kita lakukan Insya Allah kita akan berhasil menjalankan kegiatan membaca dan menulis menjadi sebuah kebiasaan yang positif. Ayo membaca dan menulislah! Kalo tidak kita akan menjadi orang yang primitif dan prasejarah. Salam Dahsyat dan luar Biasa!

( Spiritual Motivator-N.Faqih Syarif H, penulis buku Al-Quwwah Ar ruhiyah Kekuatan Spirit Tanpa Batas, www.fikrulmustanir.blogspot.com , www.cahayaislam.com )


Read More......

Kamis, Agustus 20, 2009

Puasa - Hikmah dan Manfaatnya

Shaum (puasa) yang disyari’atkan dan difardhukan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya mempunyai hikmah dan manfaat yang banyak sekali.

Meninggalkan Kesenangan Dunia
Di antara hikmah puasa adalah bahwasanya puasa itu merupakan ibadah yang bisa digunakan seorang hamba untuk bertaqarrub kepada Allah dengan meninggalkan kesenangan-kesenangan dunianya seperti makan, minum dan menggauli istri dalam rangka untuk mendapatkan ridha Rabbnya dan keberuntungan di kampung kemuliaan (yaitu kampung akhirat).

Dengan puasa ini jelas bahwa seorang hamba akan lebih mementingkan kehendak Rabbnya daripada kesenangan-kesenangan pribadinya. Lebih cinta kampung akhirat daripada kehidupan dunia.



Meningkatkan Derajat Taqwa
Hikmah puasa yang lain adalah bahwa puasa adalah sarana untuk menghadapi derajat takwa apabila seseorang melakukannya dengan sesungguhnya (sesuai dengan syari’at). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Al-Baqarah:183)

Orang yang berpuasa berarti diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah, yakni dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Inilah tujuan agung dari disyari’atkannya puasa. Jadi bukan hanya sekedar melatih untuk meninggalkan makan, minum dan menggauli istri.
Apabila kita membaca ayat tersebut, maka tentulah kita mengetahui apa hikmah diwajibkannya puasa, yakni takwa dan menghambakan diri kepada Allah.

Adapun takwa adalah meninggalkan keharaman-keharaman, dan kata takwa ini ketika dimutlakkan (penggunaannya) maka mengandung makna mengerjakan perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap amalan dia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Al-Bukhariy no.1903)

Melatih Diri Meninggalkan Perbuatan Buruk
Berdasarkan dalil ini, maka diperintahkan dengan kuat terhadap setiap orang yang berpuasa untuk mengerjakan segala kewajiban, demikian juga menjauhi hal-hal yang diharamkan baik berupa perkataan maupun perbuatan, maka tidak boleh mencela, ghibah (menggunjing orang lain), berdusta, mengadu domba antar mereka, menjual barang dagangan yang haram, mendengarkan apa saja yang haram untuk didengarkan seperti lagu-lagu, musik ataupun nasyid, yang itu semuanya dapat melalaikan dari ketaatan kepada Allah, serta menjauhi segala bentuk keharaman lainnya.

Apabila seseorang mengerjakan semuanya itu dalam satu bulan penuh dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Allah maka itu akan memudahkannya kelak untuk istiqamah di bulan-bulan tersisa lainnya dalam tahun tersebut.
Akan tetapi betapa sedihnya, kebanyakan orang yang berpuasa tidak membedakan antara hari puasanya dengan hari berbukanya, mereka tetap menjalani kebiasaan yang biasa mereka lakukan yakni meninggalkan kewajiban-kewajiban dan mengerjakan keharaman-keharaman, mereka tidak merasakan keagungan dan kehormatan puasa.

Perbuatan ini memang tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi pahalanya, bahkan seringkali perbuatan-perbuatan tersebut merusak pahala puasa sehingga hilanglah pahalanya.

Melatih Diri Dalam Mengatur Kehidupan
Hikmah puasa yang lainnya adalah seorang kaya akan mengetahui nilai nikmat Allah dengan kekayaannya itu di mana Allah telah memudahkan baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti makan, minum dan menikah serta apa saja yang dibolehkan oleh Allah secara syar’i. Allah telah memudahkan baginya untuk itu. Maka dengan begitu ia akan bersyukur kepada Rabbnya atas karunia nikmat ini dan mengingat saudaranya yang miskin, yang ternyata tidak dimudahkan untuk mendapatkannya. Dengan begitu ia akan berderma kepadanya dalam bentuk shadaqah dan perbuatan yang baik lainnya.

Diantara hikmah puasa juga adalah melatih seseorang untuk menguasai dan berdisiplin dalam mengatur jiwanya. Sehingga ia akan mampu memimpin jiwanya untuk meraih kebahagiaan dan kebaikannya di dunia dan di akhirat serta menjauhi sifat kebinatangan.
Puasa juga mengandung berbagai macam manfaat kesehatan yang direalisasikan dengan mengurangi makan dan mengistirahatkan alat pencernaan pada waktu-waktu tertentu serta mengurangi kolesterol yang jika terlalu banyak akan membahayakan tubuh. Juga manfaat lainnya dari puasa sangat banyak.

Wallaahu A’lam.

(Dirujuk dan diedit dari sumber aslinya Bulletin Al Wala wal Bara, judul asli Kewajiban, Hikmah, dan Adab-adab Puasa Ramadhan, Edisi ke-47 Tahun ke-2 / 15 Oktober 2004 M / 01 Ramadhan 1425 H)



Read More......